Banyak orang-orang di desa tanalanto tidak sadar akan keadaan pesisir pantainya. Dulunya pantai ini sangat banya dikunjungi oleh masyarakat kususnya daerah tanalanto, bahkan ada yang dari luar daerah. Sebelum tahun 2000 an, pesisir pantai desa tanalanto masih dalam keadaan baik. Tingkat abrasi dipesisir pantai kira-kira 5 cm pertahunya. Setelah diadakan rencana untuk membuat tambak ikan di sepanjang pinggir pantai. Banyak pohon-pohon bakau ditebang dan dihancurkan. Dimana ini dilakukan dalam rangka membuat tambak ikan dari bisnis perorangan.
Dari pembuatan tambak di pesisir pantai desa tanalanto ini menyebabkan daerah resapan air laut yang dulunya masuk ke hutan-hutan bakau menjadi tertutuk oleh pematang-pematang dari tambak-tambak ikan ini. Sehingga volume air laut yang dulunya masuk ke daerah resapan air laut atau hutan-hutan bakau menjadi sangat tinggi, sehingga menyusuri saluran pembuangan air tawar, bahkan sampai masuk ke daerah pertanian (sawah-sawah) yang tidak jauh dari pesisir pantai ini.
Akibat dari masuknya air laut ke daerah pertanian (sawah-sawah) ini menimbulkan kerugian yang besar bagi petani. Dimana apabila air laut ini mengenai padi-padi yang ada di sawah, maka secara otomatis padi akan menjadi rusak atau kering akibat kadar garam yang tinggi.
Boleh dikatakan pesisir pantai desa tanalanto dari tahun ke tahun mengalami kerusakan yang sangat parah. Tingkat abrasi pantai desa tanalanto kira-kira 100 cm setiap tahunnya. Pada tahun 2013 bisa dikatakan jarak dari pinggir pantai ke lahan tambak yang tersisa hanyalah 2 meter saja. Bahkan sebagian besar pohon-pohon bakau atau sejenisnya yang tumbuh pada jarak 2 meter tersebut telah habis tumbang akibat diterjan gelombang ombak pada saat air pasang dan penebangan liar yang tidak bertanggung jawab. Kini yang tersisa hanyalah puing-puing kehancuran di sepanjang pesisir pantai desa tanalanto.
Kurangnya perhatian pemerintah daerah didalam memantau terjadinya penebangan liar di pesisir pantai. Menyebabkan hutan bakau yang dulunya banyak tumbuh di pesisir pantai desa tanalanto telah habis di tebang akibat dari meluasnya daerah tambak ikan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena orang-orang di desa tanalanto tidak sadar akan ancanan yang sebenarnya. Apabila hutan bakau yang utama sebagai perisai dari gelombang laut di pesisir pantai telah habis, ini akan mengakibatkan kerusakan pada lahan tambak dan bahkan lahan pertanian yang tidak jauh dari pesisir pantai, bahkan di tahun-tahun yang akan datang pesisir pantai bisa ampai kebadan jalan raya. Untuk itu diperlukan perhatian dini, baik dari pemerintah atau pun masyarakat di dalam memperbaiki kerusakan likungan ini.
Bukan saatnya lagi mencari-cari siapa penyebab dari masalah ini, untuk dimintai pertanggung jawaban. Tetapi marilah kita sebagai masyarakat desa tanalanto sadar bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama.
Sekarang pertanyaannya adalah Apakah masyarakat desa tanalanto hanya akan diam menunggu pergerakan dari pemerinta daerah untuk memperbaiki lingkungannya?, atau masyarakat sendiri yang memiliki inisyatif untuk memperbaiki lingkunganya sendiri demi masa depan generasi di desa tanalanto?.